Senin, 06 Agustus 2012

The Red is Man - Sir Alex Ferguson


Tentang Ferguson



Alexander Chapman Ferguson lahir dari pasangan Alexander Beaton Ferguson, seorang buruh pekerja galangan kapal dengan Elizabeth Hardie. Ia menghabiskan masa kecilnya di daerah Govan,Skotlandia bersama adiknya Martin Ferguson.



Karier Klub



Karier sepak bola Ferguson dimulai ketika ia bergabung dengan klub amatir Queens Park pada umur 16 tahun. Berposisi sebagai penyerang ia mencetak 20 gol pada musim debutnya dan pindah pada musim berikutnya ke klub amatir St. Johnstone. Di klub barunya, Ferguson mengejutkan publik dengan mencetak hattrick melawan klub idolanya Glasgow Rangers. Performanya membuat ia dikontrak profesional oleh Dunfermline. Pada musim pertamanya Ferguson berhasil mencapai final Piala Skotlandia melawan Glasgow Celtic akan tetapi kalah 3-2. Ferguson sendiri tidak tampil dalam final karena penampilan buruknya ketika melawan St. Jonstone pada pertandingan sebelumnya. Musim keduanya bersama Dunfermline, ia berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak Liga Skotlandia bersama Joe McBride dengan 31 gol.

Prestasi ini akhirnya mengantarkan Ferguson ke klub impiannya sejak kecil, Glasgow Rangers. Masa-masa di Rangers ternyata tidak menyenangkan Ferguson. Ia sering dicadangkan dan berlatih dengan tim junior. Hal ini membuat Fergie tidak betah dan hanya bertahan 2 musim bersama Rangers. Ia kemudian ditawari pindah oleh klub Inggris, Nottingham Forest. akan tetapi istrinya, Cathie tidak menyetujui kepindahan mereka ke Inggris. Ia lalu memilih untuk pindah ke klub Falkirk. Ferguson dipromosikan sebagai pelatih merangkap pemain. Namun tak lama kemudian jabatannya digantikan oleh John Prentice. Ferguson kemudian memilih untuk pindah ke Ayr United dimana ia bermain disana sampai pensiun sebagai pemain pada 1974. Sebagai pemain Ferguson telah mencetak total 170 gol dalam 317 pertandingan.





Karier Manajerial

East Stirlingshire (1974)

Pada bulan Juni tahun 1974, sesaat setelah ia pensiun sebagai pemain, Ferguson ditunjuk sebagai manajer paruh waktu unutk East Stirlingshire pada usia 32 tahun. Kariernya di East Stirlingshire hanya bertahan sebentar karena pada bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St. Mirren untuk menjadi manajer.

St. Mirren (1974-1978)

Kariernya di St. Mirren berlangsung gemilang, selama 4 musim menangani klub tersebut (1974-1978). Ferguson mengangkat klub kecil yang tadinya hanya ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan kandanganya itu menjadi juara Liga Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan menyerangnya. Selain itu ia berjasa dalam menemukan bakat-bakat muda dalam diri Billy Stark, Tony Fitzpatrick, Bobby Reid dan Peter Weir. Kesuksesan Ferguson dalam mengangkat St. Mirren ternyata berujung pada pemecatan pada tahun 1978 karena konflik internal antara Ferguson sendiri dengan staffnya.
Presiden klub St. Mirren, Willie Todd bahkan mengatakan bahwa Ferguson "tidak mempunyai kemampuan manajerial yang baik". Dengan demikian St. Mirren adalah klub satu-satunya yang pernah memecat Ferguson sepanjang karier manajerialnya.

Aberdeen (1978-1986)

Ferguson menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy McNeil yang pindah ke Glasgow Celtic, ia diharapkan untuk mengembalikan masa kejayaan Aberdeen yang menjuarai Liga Skotlandia terakhir kali pada 1955. Namun karena usia Ferguson yang terbilang cukup muda (36 tahun) tetap saja ia kesulitan meraih respek dari para pemain yang beberapa diantaranya lebih tua dari manajer mereka sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih peringkat ke 4 walaupun tidak pernah kalah sebelum Desember 1978. Ferguson juga membawa Aberdeen ke semifinal Piala Skotlandia dan Piala Liga Skotlandia. Pada musim berikutnya Aberdeen kembali kalah dalam final ajang Piala Liga Skotlandia oleh Dundee United setelah pertandingan replay. Ferguson menyalahkan dirinya sendiri yang seharusnya mengubah taktik dan komposisi pemain dalam pertandingan replay tersebut. Setelah pertandingan final itu, performa Aberdeen mengalami peningkatan sampai mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada akhir musim 1979/80. Hal ini membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para pemain dan direktur klub. Ia tetap menjadi manajer yang penuh disiplin sehingga pemain-pemainnya menjulukinya "Furious Fergie" atau "Fergie yang Galak". Ia bahkan pernah mendenda salah satu pemainnya, John Hewitt karena mendahuluinya ketika mengendarai mobil di jalan. Ia juga pernah menendang sebuah teko teh kepada para pemainnya saat mereka tampil buruk dalam babak pertama. Ferguson juga menuduh pers mengutamakan 2 klub saja (Rangers dan Celtic) dalam pemberitaannya. Aberdeen terus meraih sukses dalam musim-musim berikutnya. Diantaranya meraih Piala Skotlandia pada musim 1981/82. Trofi ini mengantarkan Aberdeen unutk berpartisipasi lagi dalam ajang Eropa, kali ini di ajang Piala Winners. Performa Fergie bersama Aberdeen mendapat sorotan media setelah mereka secara mengejutkan menyingkirkan Bayern München setelah klub itu mengalahkan Tottenham Hotspur 4-1 dalam ronde sebelumnya. Kesuksesan ini mendatangkan kepercayaan diri pada skuab Aberdeen yang percaya mereka dapat meraih sukses dalam ajang Piala Winners. Hal yang menjadi kenyataan ketika pada 11 Mei 1983 mereka sukses mengalahkan raksasa Spanyol, Real Madrid 2-1 dalam final. Aberdeen menjadi klub ketiga Skotlandia yang meraih sukses Eropa setelah Rangers dan Celtic. Dalam kompetisi domestik Aberdeen berhasil mempertahankan mahkota juara Piala Skotlandia dengan kemenangan 1–0 atas Rangers di final. musim berikutnya Aberdeen kembali meraih gelar juara Piala Skotlandia untuk ke tiga kalinya secara berturut-turut, dan meraih gelar juara Liga Skotlandia. Hal ini membuat Ferguson dianugerahi gelar OBE pada 1984.

Fergie kembali membawa Aberdeen mempertahankan gelar juara Liga Skotlandia pada musim 1984-85. Musim berikutnya (1985/86) mereka gagal dalam ajang Liga, posisi 4 dalam klasemen, walaupun mereka meraih juara Piala Liga dan Piala Skotlandia pada tahun yang sama. Pada musim yang sama, Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim nasional Skotlandia ketika menghadapi ajang Piala Dunia 1986. Namun meninggalnya pelatih utama mereka, Jock Stein, membuat Ferguson ditunjuk menjadi pelatih utama Skotlandia pada Piala Dunia 1986. Ia kemudian menunjuk Archie Knox menjadi asisten manajer yang mana adalah juga asistennya di Aberdeen. Karena jasa-jasanya di Aberdeen, Ferguson kemudian diusulkan untuk menjadi salah satu direktur di klub tersebut, namun Fergie menolaknya dan mengatakan bahwa ia berniat untuk pindah dari Aberdeen pada akhir musim 1985/86. Walaupun ia tetap berada bersama Aberdeen pada awal musim 1986/87, namun pada November 1986, Ferguson akhirnya menerima pinangan Manchester United untuk menjadi manajer mereka menggantikan jabatan yang dipegang Ron Atkinson.

Manchester United (1986-sekarang)

Awal kariernya di Old Trafford tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu MU terbelit dalam masalah alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka (Norman Whiteside, Paul McGrath dan Bryan Robson), mempunyai hobi menenggak minuman keras dan mempunyai level kebugaran yang "menyedihkan". Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang diangkat menjadi asisten manajer saat itu, secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan disiplin ketat bagi para pemain, hal yang masih berlaku sampai saat ini di MU. Pertandingan debutnya berakhir dengan kekalahan 2-0 atas klub underdog, Oxford United. Diikuti oleh hasil imbang 0-0 7 hari berikutnya melawan Norwich City. Kemenangan pertama United dibawah asuhan Fergie hadir pada 22 November 1986 ketika Red Devils mengalahkan Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford. Selain itu Fergie juga berhasil memenangkan pertandingan tandang satu-satunya yang mereka raih musim itu. Yang istimewa, lawan mereka adalah rival abadi United, Liverpool pada Boxing Day, hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika konferensi pers pertamanya sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan Liverpool sebagai klub Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim perdananya di United, Fergie membawa MU duduk di peringkat 11, setelah sebelumnya mereka sempat terdampar di peringkat 21. Musim berikutnya Ferguson mendatangkan beberapa pemain baru untuk membela United. Mereka adalah Steve Bruce, Viv Anderson, Brian McClair dan kiper Jim Leighton. Dengan tambahan pemain-pemain baru ia meraih posisi 2 dibelakang Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris. Musim 1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini Mark Hughes yang kembali bergabung dengan United setelah penampilan mengecewakan selama 2 tahun di FC Barcelona. United diunggulkan untuk menjadi juara pada musim itu namun penampilan mereka mengecewakan dan akhirnya kembali terdampar di posisi 11 pada klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil dalam partai persahabatan melawan tim nasional Bermuda dan Somerset County dimana Fergie turun sebagai salah satu pemain saat laga melawan Somerset. Ini merupakan satu-satunya penampilan Fergie berseragam Setan Merah dalam pertandingan.

Dengan 26 tahun menjadi pelatih Manchester United, dia menjadi manajer terlama kedua setelah Sir Matt Busby. Di antara manajer yang masih aktif sekarang di Liga Inggris, dia adalah manajer dengan masa kepelatihan terlama.

Selama kepelatihannya, Ferguson telah memenangkan banyak penghargaan dan memecahkan banyak rekor di antaranya sebagai pemenang terbanyak gelar manajer terbaik di sejarah sepak bola Inggris. Pada tahun 2008, dia menjadi pelatih Inggris ketiga yang memenangkan gelar Eropa lebih dari sekali.


Penghargaan Sebagai Pemain:

1. St. Johnstone
- Divisi 1 Liga Skotlandia: 1962-1963.
2. Falkirk
- Divisi 1 Liga Skotlandia: 1969-1970.

Penghargaan Sebagai Pelatih:

1. St. Mirren
- Divisi 1 Liga Skotlandia: 1976-1977.
2. Aberdeen
- Divisi Premier Skotlandia: 1979-1980, 1983-1984, 1984-1985.
- Piala Skotlandia: 1981-1982, 1982-1983, 1983-1984, 1985-1986.
- Piala Liga Skotlandia: 1985-1986.
- Piala Winners: 1982-1983.
- Piala Super Eropa: 1983.
3. Manchester United
- Premier League: 1992-1993, 1993-1994, 1995-1996, 1996-1997, 1998-1999, 1999-2000, 2000-2001, 2002-2003, 2006-2007, 2007-2008, 2008-2009.
- Piala FA: 1989-1990, 1993-1994, 1995-1996, 1998-1999, 2003-2004.
- Piala Liga: 1991-1992, 2005-2006, 2008-2009.
- FA Charity/Community Shield: 1990, 1993, 1994, 1996, 1997, 2003, 2007, 2008.
- Liga Champions: 1998-1999, 2007-2008.
- Piala Winners: 1990-1991.
- Piala Super Eropa: 1991.
- Piala Intercontinental Cup: 1999.
- Piala Dunia Klub FIFA: 2008.
4. Individual:
- Football Writers' Association Tribute Award: 1996.
- Mussabini Medal: 1999.
- Manajer Terbaik Liga Champions UEFA: 1998-1999.
- BBC Sports Personality of the Year Coach Award: 1999.
- BBC Sports Personality of the Year Team Award: 1999.
- IFFHS Club Coach of the Year: 1999.
- LMA Manager of the Decade: 1990-an.
- Laureus World Sports Award for Team of the Year: 2000.
- BBC Sports Personality of the Year Lifetime Achievement Award: 2001.
- English Football Hall of Fame: 2002.
- Onze d'Or Coach of the Year: 1999, 2007.
- Professional Footballers' Association Merit Award: 2007.
- Tim terbaik UEFA: 2007, 2008.
- Manajer Terbaik liga Inggris: 1993-1994, 1995-1996, 1996-1997, 1998-1999, 1999-2000, 2002-2003, 2006-2007, 2007-2008, 2008-09.
- Manajer Terbaik Liga Inggris edisi bulanan: Agustus 1993, Oktober 1994, Februari 1996, Maret 1996, Februari 1997, Oktober 1997, Januari 1999, April 1999, Agustus 1999, Maret 2000, April 2000, Februari 2001, April 2003, Desember 2003, Februari 2005, Maret 2006, Agustus 2006, Oktober 2006, Februari 2007, Januari 2008, Maret 2008, Januari 2009, April 2009, September 2009.
- LMA Manager of the Year: 1998-1999, 2007-2008.
- World Soccer Magazine World Manager of the Year: 1993, 1999, 2007, 2008
5. Gelar dan Penghargaan khusus:
- Officer of the Order of the British Empire (OBE): 1983.
- Commander of the Order of the British Empire (CBE): 1995.
- Knight Bachelor: 1999.





Untuk memperingati dan menghargai 25 tahun sir Alex berkuasa di Old Trafford. The World Red Army Ft Fabrian Goroncy, Menyanyikan lagu yang berjudul Red is the man- Sir Alex Ferguson

L irik lagu Red is the man- Sir Alex Ferguson


Sir Alex Ferguson, a knighted champion
So many years the boss and we adore him
Simply the best, united through and through
Forever we will be his Red Army

Born in Govan on the night of new years eve
Came a boy with dreams to be a champion
And the rest is history, now he's left a legacy
And he will be remembered forever

Sir Alex Ferguson, a knighted champion
So many years the boss and we adore him
Simply the best, united through and through
Forever we will be his Red Army

Like the greats from before and others we adore
Fergie keeps the Manchester tradition
We play all out in attack, and we solid at the back
and thats what make the club united

Sir Alex Ferguson, a knighted champion
So many years the boss and we adore him
Simply the best, united through and through
Forever we will be his Red Army


Sir Alex Ferguson, a knighted champion
So many years the boss and we adore him
Simply the best, united through and through
Forever we will be his Red Army
Forever we will be his Red Army




Download Mp3 : Klik Disini !

Apa Istimewa Athletic Club Bilbao ?

Gak ada sesuatu yang istimewa dari Athletic Club Bilbao .
Cuma ingin memberikan sedikit informasi buat Pecinta bola .
mungkin aja Jadi Suka sama Athletic Club Bilbao .

Athletic Club Bilbao bukan sebuah club sepak bola yang tenar seperti Real Madrid dan Barcelona FC yang Memiliki Penggemar di seluruh dunia dengan jumlah yang cukup banyak .
Athletic Club Bilbao hanya Sebuah club yang standart dan konsisten dari awal sampai sekarang .
sampai2 Athletic Club Bilbao adalah club yang tidak Pernah Terdegradasi .
untuk Lebih Lengkapnya Langsung baca aja di Bawah .







Profil
Nama lengkap    :Athletic Club
Julukan               :Los Leones (Singa)
Didirikan             :1898; 114 tahun lalu
Stadion               :Stadion San Mamés,
                            Bilbao, País Vasco, Spanyol
                            (Kapasitas: 39.750)
Presiden             :Josu Urrutia
Manajer              :Marcelo Bielsa
Liga                    :La Liga



Sejarah Singkat
 
Masyarakat Bilbao termasuk kelompok pertama yang mengenal sepakbola di Spanyol. Sepakbola diperkenalkan dengan dua cara; melalui para pekerja pelabuhan dan pabrik baja asal Inggris, serta dari para mahasiswa Basque yang usai menuntut ilmu di Inggris. Saat itu, Bilbao menjadi pelabuhan utama untuk area industri pertambangan biji besi. Pada 1890-an, kelompok pekerja ini mendirikan Bilbao Football Club. Klub tersebut sering bertanding melawan kelompok mahasiswa, yang belakangan mendirikan Athletic Club pada 1898. Empat tahun kemudian, kedua klub bergabung menjadi Club Vizcaya, yang menjuarai Copa del Rey 1902. Sukses tersebut membawa klub sepakat merger dan menjadi Athletic Club de Bilbao setahun kemudian. Inspirasi juga tertular kepada mahasiswa Basque di Madrid yang mendirikan Athletic Club de Madrid sebagai cabang klub. Pada perkembangannya, cabang klub ibukota itu menjadi klub mandiri bernama Atletico Madrid.

Athletic Bilbao adalah klub tersukses di Spanyol setelah Real Madrid dan Barcelona. Di ajang Copa del Rey, Bilbao memegang rekor sebagai tim kedua yang paling banyak mengoleksi gelar juara. Masa kejayaan di ajang tersebut dimulai pada 1910-an, ketika klub merengkuh trofi tiga tahun berturut-turut, 1914 hingga 1916. Salah satu bintang klub masa itu adalah striker subur Rafael Moreni Aranzadi alias Pichichi, yang kelak namanya dipakai untuk penghargaan topskor liga. Pada 1928, Bilbao menjadi salah satu klub yang memulai digulirkannya Primera Liga Spanyol. Bersama Madrid dan Barcelona pula, Bilbao tak pernah terdegradasi dari top tier hingga saat ini.

Namun, sukses di ajang liga lebih sering dirasakan Bilbao pada periode 1930-an. Setelah menjuarai liga musim kedua, 1929/30, Bilbao mengoleksi tiga gelar tambahan selama 1930-an. Sejak itu pula Bilbao mulai menerapkan kebijakan hanya menggunakan pemain asal Basque dalam skuadnya. Hingga periode 1950-an, pemain asing dibatasi di kompetisi Spanyol sehingga mendorong Madrid dan Barcelona merekrut pemain yang memiliki dwikewarganegaraan. Bilbao bergeming dengan pemain-pemain binaan sendiri, meski sempat melunak pada periode 1990-an dengan mulai terbuka kepada para pemain Spanyol yang lahir atau berkarir di Basque ataupun pemain seperti Bixente Lizarazu, pemain Prancis yang berasal dari kawasan Basque setempat.

Sukses terakhir Bilbao di liga diukir pelatih Javier Clemente selama dua musim beruntun, 1983 dan 1984. Bahkan pada 1984 klub berhasil meraih gelar ganda dengan menyandingkan mahkota liga dengan trofi Copa del Rey. Sukses tersebut belum lagi terulang hingga sekarang dan lemari trofi Bilbao masih terus menantikan koleksi selanjutnya...


Nah Untuk Musim Ini Yang Paling Mengesankan Menurut saya adalah saat Menumbangkan Setan Merah dari Inggris Yaitu Man.Utd .

Catatan Prestasi 
8 kali juara Primera Liga (1929/30, 1930/31, 1933/34, 1935/36, 1942/43, 1955/56, 1982/83, 1983/84)

23 kali juara Copa del Rey (1902/03, 1903/04, 1909/10, 1910/11, 1913/14, 1914/15, 1915/16, 1920/21, 1922/23, 1929/30, 1930/31, 1931/32, 1932/33, 1942/43, 1943/44, 1944/45, 1949/50, 1954/55, 1955/56, 1957/58, 1968/69, 1972/73, 1983/84)

2 kali juara Piala Super Spanyol termasuk Copa Eva Duarte (1950, 1984)